Jember, 3 November 2025
Universitas Jember (UNEJ) mengukuhkan guru besar baru dalam bidang Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Perkebunan, Prof.
Dr. Ir. Herlina, M.P., IPM. Melalui orasi ilmiahnya, Prof. Herlina memaparkan penelitiannya tentang black garlic (bawang hitam) sebagai solusi inovatif untuk mengangkat daya saing bawang putih lokal yang kini tergerus oleh produk impor.
Bidang kepakaran yang digeluti Prof. Herlina adalah Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Perkebunan. Beliau tertarik pada bidang ini karena kemampuannya untuk meningkatkan nilai tambah produk mentah, mengurangi limbah pangan, serta menciptakan produk yang lebih sehat dan tahan lama. Salah satu fokus utamanya adalah pemanfaatan bahan hasil perkebunan yang sebelumnya dianggap tidak layak jual menjadi produk komersial yang diminati pasar.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul, “Potensi Bawang Hitam (Black Garlic) dari Bawang Putih Lokal Sebagai Pangan Fungsional dan Aplikasinya Untuk Produk Pangan Olahan,” Prof. Herlina mengupas tuntas tantangan yang dihadapi bawang putih lokal.
“Saat ini bawang putih lokal seperti lumbu hijau dan lanang kalah bersaing dengan bawang putih impor yang unggul dari segi ukuran umbi dan harga yang lebih murah,” jelas Prof. Herlina. Padahal, menurutnya, bawang putih lokal memiliki keunggulan kualitas signifikan, terutama kandungan antioksidan seperti aliin dan senyawa organosulfur yang lebih tinggi dibandingkan produk impor.
Penelitian Prof. Dr. Ir. Herlina menjadi sorotan, yang menunjukkan bagaimana transformasi bawang putih lokal menjadi black garlic (bawang hitam) dapat menciptakan pangan fungsional bernilai tinggi dan berpotensi meningkatkan daya saing produk pertanian lokal.
Penelitian Prof. Herlina menunjukkan bahwa pengolahan bawang putih lokal menjadi black garlic adalah solusi yang menjanjikan. Proses ini mampu meningkatkan kandungan antioksidan hingga dua kali lipat dibandingkan bawang putih segar.
Manfaat black garlic bagi kesehatan pun sangat signifikan. Senyawa di dalamnya berpotensi menurunkan kolesterol, trigliserida, dan LDL dengan menghambat sintesis kolesterol di hati. Selain itu, black garlic juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Inovasi ini tidak berhenti di situ; black garlic dapat diaplikasikan lebih lanjut menjadi berbagai produk pangan olahan seperti saus dan kerupuk, yang menggugah selera sekaligus menyehatkan.
“Teknologi pengolahan pangan hasil perkebunan menarik karena mampu meningkatkan nilai tambah, dimana produk hasil perkebunan mentah diubah menjadi bernilai tinggi. Contohnya Bawang Putih menjadi Black Garlic. Bidang ini juga dapat mengurangi limbah dengan pemanfaatan bahan yang murah atau hasil sortiran menjadi produk siap konsumsi, dan menciptakan produk yang lebih sehat dan tahan lama,” ujar guru besar dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) tersebut.
Perjalanan Prof. Herlina mencapai puncak karier akademik ini tidak lepas dari berbagai tantangan, termasuk keterbatasan teknologi, fluktuasi pasar, dan minimnya minat dari generasi muda di bidang ini. Namun, dukungan keluarga yang memberinya semangat, kepercayaan, dan lingkungan yang tenang untuk riset menjadi pilar utama keberhasilannya.
”Keluarga memberikan semangat, kepercayaan, dan dorongan saat menghadapi tantangan akademik, seperti penelitian yang sulit atau tekanan publikasi. Selain itu, keluarga juga memberikan lingkungan yang tenang dan mendukung untuk menulis, dan melakukan riset,” jelas Prof. Herlina.
Melalui penelitiannya, Prof. Herlina telah memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, mulai dari perancangan kurikulum yang relevan hingga pengembangan teknologi pendidikan baru. Berbagai prestasi telah diraihnya, mencakup publikasi ilmiah bereputasi, paten atas penemuan, serta penerapan hasil penelitian yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (dil/fzn) - Sumber : https://unej.ac.id